Kisah Nyata Pengamal Surat Ali Imran ayat 26-27, Mantan Pemulung Jadi Miliarder Dalam 3 Tahun

 

         Ini adalah Kisah Nyata Pengamal Surat Ali Imran ayat 26-27, Mantan Pemulung Jadi Miliyarder Dalam 3 Tahun, Masya Allah. Simak kisahnya berikut ini.

Adalah H. Suwarno, pemilik 7 cabang Dealer resmi Motor merek terkenal internasional dan Pemilik restoran yang cabangnya tersebar di seluruh kota Indonesia. kami bertemu dan berbincang-bincang di salah satu rumah makan miliknya di pusat kota Semarang.

Dalam pertemuan inilah beliau menceritakan perjalanan panjang hidupnya yang sangat berliku-liku hingga akhirnya mendapatkan 'pertolongan' berkat mengamalkan Surat Ali Imran ayat 26-27.

Sungguh pertemuan yang sangat mengharukan. Saya melihat pancaran semangat dan keikhlasan di wajahnya.
Beliau kemudian mulai berbagi kisah hidupnya, dengan penuturan yang sangat tulus dan menarik serta menyentuh hati, dari mulai menjadi pemulung sampai dengan menjadi pengusaha sukses yang insya Allah diberkahi Allah SWT.


Saya sangat terpana dan berkali-kali menarik napas panjang karena sangat terenyuh dengan kisah suka dukanya.

“Bagaimana bisa ia mampu menjalani hidup sebagai pemulung yang dianggap sebagian orang pekerjaan yang hina dan sangat tidak berkelas?”.

Subhanallah benar-benar pertemuan yang sangat luar biasa berharga.

Banyak ilmu dan pengalaman menarik yang mengalir secara alami dari lisan seorang mantan pemulung yang sukses jadi miliarder dalam waktu 3 tahun ini.

Sungguh saya tidak pernah bermimpi akan bertemu dengan seorang pengusaha sukses. Allah mentakdirkan kami bertemu.

H.Suwarno, lahir di Pacitan Jawa Timur, Januari 1968. Kehidupan masa kecilnya begitu memperihatinkan, namun ia tetap bersungguh-sungguh untuk sekolah dan mengaji.

Tetapi belum lagi lulus sekolah dasar, ia pun harus berhenti, karena tak ada biaya. Namun tidak kata menyerah, ia berusaha mencari solusi dari sanak saudaranya, namun ternyata Allah berkehendak lain, iapun putus sekolah.

Tahun 1980 ia mencoba merantau dan mengadu nasib di kota Jakarta untuk menjadi kernet angkot. Enam bulan ia hidup di jalanan. Kerasnya kehidupan jalanan, tetap dijalaninya dengan penuh semangat dan optimistis. Tekad untuk meneruskan sekolahnya, menjadi bara api yang senantiasa menyala dan memompa semangatnya untuk terus berbuat yang mampu ia lakukan.

Sesulit dan sesusah apapun hidup, ia masih mewajibkan dirinya untuk menabung. Dan hasilnya cukup menggembirakan, setelah celengannya dibobok ternyata sudah cukup untuk masuk sekolah, dia pun sangat senang karena dapat melanjutkan kembali jenjang sekolah dasarnya yang sempat tertunda. Sungguh tekad yang sangat hebat, bagi seorang anak dengan usia tidak lebih dari 13 tahun namun sudah berfikir seperti usia 25 tahun.

Dia begitu sadar bahwa ilmu adalah cahaya, yang akan menerangi hidupnya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Karena sesungguhnya setiap detik waktu yang dialokasikan untuk mendalami ilmu akan menjadi passive income yang abadi. Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk menuntut ilmu adalah investasi paling tepat, menuju apapun yang diinginkan manusia di hadapan Tuhannya.

Walaupun dengan segala keterbatasannya, pada tahun 1982 Suwarno lulus SD dan mampu meneruskan pendidikannya ke sekolah menengah pertama. Kesehariannya diisi dengan bekerja, belajar dan mengaji.

Hari demi hari dia jalani dengan penuh kesabaran. Dengan tantangan dan rintangan yang sangat berliku akhirnya dia lulus sekolah Menengah Umum. Uniknya dia tidak pernah sedikitpun membebani orang tua atau saudaranya.

Menikah adalah Awal Pembuka Rezeki

Matahari semakin tenggelam ke ufuk timur, saat itu waktu menunjukan pukul 14.15. Perbincangan dengan Suwarno semakin menarik. Ia menceritakan tentang proses pernikahannya. Keinginan untuk menikah sudah mulai bergejolak dalam dadanya sejak duduk di bangku SMA.

Dia sering mendengar ceramah bahwa menikah merupakan jalan yang paling afdhal dalam upaya merealisasikan dan menjaga kehormatan. Dengan menikah seseorang bisa terjaga dirinya dari apa yang diharamkan Allah SWT. Rasulullah SAW sangat mendorong untuk mempercepat nikah, mempermudah jalan untuknya dan memberantas kendala-kendalanya.

Tekad untuk menikah semakin membara ketika lulus SMA. Dia semakin yakin dengan janji Allah dan sunnah Rasulullah, “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”. (Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim).

Proses ta’aruf dengan calon istrinya tidak begitu lama dan tidak banyak rintangan. Atas izin Allah tahun 1994, H. Suwarno sukses menyempurnakan setengah agama bersama gadis pilihannya. Nikah dalam pandangannya merupakan jalan fitrah yang bisa menuntaskan gejolak biologis dalam diri manusia.

Saya sangat sepakat dengan Suwarno tentang keutamaan mempercepat pernikahan ini. Memang sudah semestinya, seorang muslim menyegerakan untuk menikah, agar semua amaliyah hidupnya menjadi nilai ibadah. Maka sudah sangat tepat jika H.Suwarno menunaikan sunnah Rasul ini dengan segera.

Ketika seorang laki-laki berumur lebih dari 25 tahun belum menikah, berarti telah menunjukan kedangkalan keimanannya kepada rezeki dan kekuasaan Allah SWT. Padalahal jelas-jelas Allah SWT telah menjamin akan mensupport orang yang menikah karena-Nya.

Maka bagi Anda yang belum menikah, sesungguhnya tidak ada alasan lagi untuk menunggu pernikahan, jemputlah segera jodoh Anda dengan niat dan cara yang baik. Niscaya Allah akan tunjukan jalannya. Ingatlah bahwa nikah itu indah, mudah, berkah dan sangat nikmat. Anda akan meresapi kedahsyatannya dengan penuh fantasi, jika Anda telah merealisasikannya.

Dalam beberapa hadits Rasulullah menjelaskan tentang keutamaan berwirausaha, ”Tidaklah sesorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil ketrampilan tangannya sendiri. (HR. Bukhori). Dalam hadits yang lain : “Dan barang siapa bekerja keras untuk keluarganya maka ia seperti pejuang di jalan Allah”.(HR. Ahmad)

Pada tahun 1995 H.Suwarno memilih jalan disebut dalam hadits tersebut. Menjemput impiannya dengan menjadi peternak ayam.

Namun ujian menimpanya. Karena saat itu terjadi musim penyakit ayam tetelo, akhirnya usahanyapun harus tutup.

Setelah bangkrutnya dari usaha ini, beberapa kali dia mencoba untuk bangkit kembali dengan usaha lainnya, namun ternyata terminal rezekinya belum dapat dia raih.

Puncak kesulitannya ia rasakan pada tahun 1995, dia mengalami kehidupan yang semakin terpuruk, modal yang dimilikinya habis terkuras, bahkan terlilit hutang.

Teman dekat yang dia harapkan dapat sedikit membantunyapun sulit untuk ditemui. Sementara istrinya dalam keadaan hamil tua, kontrakan terkadang menunggak, dan bila sakit, dia tidak mampu pergi berobat ke rumah sakit. Tetapi, bagi Suwarno apapun yang terjadi, kehidupan harus terus berjalan.

Dia masih yakin dengan hadits Rasulullah : “Usaha yang paling utama adalah jual beli yang baik dan pekerjaan seorang laki-laki dengan keterampilan tangannya sendiri.” (HR. Ahmad).

Kegagalan demi kegagalan yang dialaminya tidak membuat ia patah arang, karena dia tahu dan yakin bahwa kegagalan adalah bagian dari tangga kesuksesan. Jika sekiranya seluruh manusia lari karena kemiskinannya, dia tetap masih memiliki Allah SWT yang Maha Kaya Raya.

Dengan modal keyakinan, do’a, usaha dan tawakal, sebagai senjatanya, dia pun terus melaju tanpa kenal lelah dan menyerah. Dia terus berjuang menjemput takdir kesuksesan yang selama ini ia yakini.

Dengan kondisi sulit dan rumit, dia tetap berupaya menjadi suami yang bertanggung jawab dan tidak mau menjadi beban orang lain. Dia merasa sangat berkewajiban memberikan yang terbaik untuk keluarganya dengan cara yang halal.

Walau harus memulai pekerjaan dengan hal yang dianggap hina oleh manusia, tetapi tetap baik disisi Allah SWT.

Dengan modal keyakinan inilah, pada tahun 1995, ia memutuskan untuk menjadi seorang pemulung. Dia sadar betul bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sehingga mereka sendiri yang merubahnya.

Dari subuh sampai malam dia mengumpulkan sisa-sisa sampah yang bisa dijual untuk sesuap nasi. Sang istri tercinta, yang sedang hamil tua mencoba tidak mengeluh dan tetap bersabar. Bahkan dia menyempatkan diri untuk berjualan makanan burung untuk menambah uang belanja sehari-harinya.

“Tidak ada kata malu, gengsi, apalagi mengeluh! Hidup ini indah jika kita mau dan mampu menikmatinya”, tuturnya.

Keduanya sangat yakin bahwa Allah tidak akan pernah memberikan beban, ujian, dan musibah kepada manusia melebihi kemampuannya. Pasti ada hikmah yang indah di balik ini semua!

Mengamalkan Surat Ali Imran ayat 26-27

Sulitnya perjalanan hidup Suwarno menjadi pemulung, tidak menjadikan dia dan istrinya mengeluh apalagi putus asa dari rahmat Allah. Mereka tetap rajin bekerja di siang hari dan malam harinya tetap istiqomah bertahajud dan membaca Al Quran.

Hingga suatu malam usai shalat Tahajud, Suwarno yang saat itu melanjutkan tidurnya bermimpi membaca Surat Ali Imran ayat 26-27.

Dalam mimpinya, Ia mengulang-ulang ayat tersebut hingga akhirnya Suwarno terbangun sebelum tiba waktu fajar.

Kisah Nyata Pengamal Surat Ali Imran ayat 26-27, Mantan Pemulung Jadi Miliarder Dalam 3 Tahun


Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.

Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.

Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (26)

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.

Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.

Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (27) (QS. Ali Imron 26 - 27)

Dari mimpi itu, Ia mencoba mengamalkan dua ayat tersebut saat dzikir setelah sholat wajib, saat memulung sampah, maupun saat menjelang tidur. Suwarno pun merasakan pengalaman menarik setelah rutin mengamalkan ayat Qulillaahumma maalikal mulk.

Hingga akhirnya pada tahun 1996 dia mendirikan perkumpulan pemulung dan memiliki anggota sebanyak 15 orang. Hari-harinya ditambah kesibukan untuk mengkoordinir dan mengarahkan para pemulung tersebut. Supaya mereka semua menjadi pemulung yang lebih produktif dan lebih giat dalam menjemput rezeki Allah. Dia berusaha menjadi manajer dan inovator yang baik, sehingga dapat melayani dan mencintai relasinya dengan tulus.

Kehidupan ekonomi H. Suwarno terus menanjak baik dan bertambah berkah setelah rutin mengamalkan Surat Ali Imran ayat 26-27.

Hingga akhirnya dia sadar, bahwa dirinya tidak mungkin selamanya menjadi pemulung. Dia harus mempunyai strategi untuk menyiapkan pipa uang, yang bisa selalu mengalir, kapan saja dan dimana saja dia membutuhkannya. Uang yang bisa mengalir ketika dia sakit atau ketika sudah usia lanjut.

Hari demi hari otaknya terus diputar untuk menemukan cara untuk membangun peternakan uang. Karena dia yakin Allah Maha Kaya Raya, yang kerajaan bisnis-Nya tidak terbatas.

Pada tahun berikutnya, secara tidak sengaja ia bertemu dengan teman lamanya bernama Arif, pemilik depot isi ulang air mineral di kota Bandung. Lalu dia mengutarkan niat dan maksudnya untuk masuk dalam berinvestasi. Dari pertemuan itulah dia bersepakat untuk mendirikan sebuah dealer motor.

Modal yang ia miliki saat itu berupa uang yang hanya cukup untuk menyewa kios kecil berukuran 2x3 m2. Tapi dia yakin, bahwa tidak semua kesuksesan besar harus diawali dengan modal uang yang besar. Banyak juga bisnis yang dirintis tanpa modal, tapi menghasilkan profit yang sangat melimpah, salah satunya perusahaan retail Hero dari modal lapak kaki lima kini sudah menjelma menjadi Giant.

Sesungguhnya, modal kecil tidak selalu menjadi hambatan bagi seorang pebisnis. Dari sekian cara untuk sukses, maka modal hanyalah salah satunya. Demikian juga dengan H.Suwarno. Dengan modal dana yang sangat minim, dia berusaha menjadi enterpreneur yang baik.

Ia berusaha mengoptimalkan dana dengan efektif dan efesien dan berusaha untuk mengorientasikan bisnisnya kepada nilai Ilahiyah dan kesholehan sosial, tanpa meninggalkan kesholehan pribadi seperti puasa senin dan kamis. Dengan keterbatasan dana dia tetap meresmikan dealer motornya, sambil tak lupa mengundang 17 anak yatim dan memberinya sedekah.

“Bersedekah tidak boleh menunggu kaya, justru dengan sedekah kita akan menjadi kaya”. Kata Suwarno dengan mantap.

Dia sangat yakin dengan ayat Allah, yang akan membalas sepuluh kali lipat kebajikan yang dikerjakan seorang Muslim.

Pertemuan dengan H. Suwarno ini begitu berarti bagi saya, dan keteladanan beliau tentunya sangat bermanfaat juga untuk Anda.

Sebenarnya kita semua sangat berpeluang untuk kaya raya. Karena peluang sukses bukan hanya milik Suwarno atau mereka yang sudah sukses saja. Allah SWT telah menjamin jalan kesuksesan kepada siapa saja yang berusaha menemukan terminal takdirnya.

Namun, tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras dan kerja cerdas. Tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan, tidak ada kepandaian dan informasi tanpa belajar. Setiap langkah dan gerak orang sukses selalu berdasarkan ilmu dan kesadaran dari sebuah nilai. Prinsip kejujuran atau trust terhadap diri sendiri adalah modal terbesar dalam menemukan kekayaan yang sebenarnya.

Namun tiada emas yang tiba-tiba turun dari langit, maka segeralah buatlah nasib Anda sendiri. Hari perhitungan Anda terjadi setiap hari. Berdoalah dan berusahalah.

Waktu berjalan tidak perlu ditunggu-tunggu, karena ia sudah terjadi setiap hari. Kualitas dari kehidupan yang sedang kita alami hari ini adalah hasil dari pekerjaan kita di masa lalu.

Kisah ini, adalah salah satu amanah yang harus segera disampaikan kepada siapapun yang meyakini akan dahsyatnya rahasia dan keajaiban Al Quran, khususnya Surat Ali Imran ayat 26-27.

Saya yakin Andapun pernah mendapatkan keajaiban yang sangat berarti dalam hidup Anda. Karena sesungguhnya Al quran adalah petunjuk bagi siapa saja yang mengimanninya.


Sumber artikel 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kisah Nyata Pengamal Surat Ali Imran ayat 26-27, Mantan Pemulung Jadi Miliarder Dalam 3 Tahun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel