Namun setíap agama pastí mengajarkan bagaímana mengasíhí dan mencíntaí orang tua kíta dengan sungguh-sungguh terlepas darí kelasahan yang mereka lakukan. Ístílah “baík buruk ayahku día tetap pahlawanku, baík buruk íbuku día tetap surgaku” mau menggambarkan kepada kíta semua bahwa bagaímanapun keadaan orang tua kíta. Mestínya kíta harus tetap menghargaí dan menghormatí mereka sebagaí utusan Tuhan dalam hídup kíta masíng-masíng.
Setíap manusía pastí pernah melakukan dosa dan kesalahan termasuk kedua orang tua kíta, namun kíta díanjurkan untuk memaafkan belíau. Sayangí orang tuamu, hormatí orang tuamu, bahagíakan orang tuamu. Akan ada saatnya nantí kamu akan berpísah dengan mereka selamanya, dan semoga perpísahan ítu tídak menínggalkan bekas dan luka sehíngga membuatmu tídak bísa memaafkan dírí sendírí.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]
Jangan lupa like, share dan amalkan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua. 😇
0 Response to "Baik Buruk Bapakku Dia Tetaplah Pahlawanku, Baík Buruk Ibuku Dia Tetap Surgaku"
Posting Komentar