Istirahat Cukup Dan Tidak Stres Jadi Kunci Penyembuhan COVID-19
Sebanyak enam pasien COVID-19 yang dirawat di Surabaya telah dinyatakan sembuh pada Kamis (26/3) malam.
Bahkan dua pasien diantaranya yang di rawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya sudah dipulangkan sejak Kamis (26/3) siang.
Bahkan dua pasien diantaranya yang di rawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya sudah dipulangkan sejak Kamis (26/3) siang.
Dr Alfian Nur Rosyid selaku Juru Bicara Tim Satgas Corona RSUA mengungkapkan, faktor pendorong pasien positif COVID-19 untuk sembuh adalah meningkatkan daya tahan tubuhnya.
"Dalam Ilmu kedokteran menyebut virus ini (COVID-19) adalah penyakit self limiting disease. Artinya dia bisa sembuh sendiri asal kekebalan tubuhnya bagus. Untuk itu, pasien yang positif harus meningkatkan daya tahan tubuhnya," ungkap Alfian ketika dihubungi Basra pada Jumat (27/3).
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh tersebut, Alfian menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah istirahat yang cukup 7-9 jam per hari, mengonsumsi makanan bergizi, dan tidak stres.
"Pasien tidak boleh stres atau panik, positive thinking, berdoa, dan yakin kalau mereka bisa sembuh," jelas Alfian.
Karena menurutnya, seseorang yang memiliki gejala COVID-19 kategori ringan, mereka bisa melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kekebalannya sendiri. Bahkan mereka juga bisa sembuh tanpa obat khusus.
"Misalnya isolasi diri, jaga jarak aman, menggunakan masker, cuci tangan, hal-hal seperti itu dapat menghindarkan dia menulari kepada orang lain yang berisiko. Nah kalau sakitnya sudah masuk dalam kategori parah (disertai penyakit bawaan seperti diabetes, jantung, infeksi paru) itu bisa dilakukan rawat inap agar tidak menulari yang lain," pungkasnya.
"Dalam Ilmu kedokteran menyebut virus ini (COVID-19) adalah penyakit self limiting disease. Artinya dia bisa sembuh sendiri asal kekebalan tubuhnya bagus. Untuk itu, pasien yang positif harus meningkatkan daya tahan tubuhnya," ungkap Alfian ketika dihubungi Basra pada Jumat (27/3).
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh tersebut, Alfian menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah istirahat yang cukup 7-9 jam per hari, mengonsumsi makanan bergizi, dan tidak stres.
"Pasien tidak boleh stres atau panik, positive thinking, berdoa, dan yakin kalau mereka bisa sembuh," jelas Alfian.
Selain itu, dokter spesialis paru di RSUA ini mengatakan, jika pasien yang mereka rawat, beberapa diantaranya tidak perlu rawat inap atau bisa rawat jalan di rumah dengan melakukan isolasi diri selama 14 hari.
Karena menurutnya, seseorang yang memiliki gejala COVID-19 kategori ringan, mereka bisa melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kekebalannya sendiri. Bahkan mereka juga bisa sembuh tanpa obat khusus.
"Misalnya isolasi diri, jaga jarak aman, menggunakan masker, cuci tangan, hal-hal seperti itu dapat menghindarkan dia menulari kepada orang lain yang berisiko. Nah kalau sakitnya sudah masuk dalam kategori parah (disertai penyakit bawaan seperti diabetes, jantung, infeksi paru) itu bisa dilakukan rawat inap agar tidak menulari yang lain," pungkasnya.
0 Response to "Istirahat Cukup Dan Tidak Stres Jadi Kunci Penyembuhan COVID-19"
Posting Komentar